Kekasih hatiku yang baik hati, tak terasa sudah 720 hari
aku jalanin waktu cuman sama kamu. Selama 720 hari hanya kamu yang membuat
warna pink di hati aku. Membuat semuanya menjadi lebih mudah dari apa yang
pernah aku tahu susah sebelumnya. Seorang kekasih, yang merangkap seorang teman;
teman berbisnis, teman bermain, teman beradu pendapat, teman bertukar
pikiran, teman pelampiasan, teman mengadu, seorang kakak yang baik, seorang
psikolog yang pandai memberi masukan atas semua masalah aku, atau manusia jahat yang bisa bikin aku menangis semalaman.
Kamu bisa jadi semua itu, aku suka semua yang ada di diri kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku bukan yang
pertama untuk kamu. Aku mungkin yang ke 20 atau mungkin yang ke 30 yang pernah
menyandang status sebagai pacar kamu. Aku juga bukan wanita pertama yang pernah
mencium dan mengucapkan kata I love you saat kamu akan tidur. tapi aku akan
tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau
lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin icha
Banjarmasin bilang, “abang aku mau kenalan sama kamu”. Rasanya baru kemarin
juga aku mereject nomor kamu karena aku nggak tau siapa kamu. Rasanya baru
kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Dan aku
masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin ketika lampu teras di matikan
ibu dan aku pergi naik motor kamu yang berisik itu hanya dengan uang seribu di
kantong aku. Rasanya baru kemarin juga aku bahagia karena kamu bilang cinta
sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 720 hari
setelah ban motor kamu 2 kali pecah sehabis kamu minta aku jadi pacar kamu.
Setelah aku tau bagaimana itu pantai kejawanan yang ternyata bau dan gersang
sekali. Setelah aku sering menangis, setelah aku sering tertawa, Setelah kata
pisah yang sering aku ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku
sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu
jengkel atau badmood seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini
akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan
aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah
dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu,
dan setiap hari aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin
rambutmu bertambah panjang sekian milimeter, mungkin jerawatmu pecah, mungkin
matamu memerah, mungkin alismu terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya,
mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang
kesal, mungkin kau begitu ganteng dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada
perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta
padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat
aku jadi jelek dan bau, dan miskin, dan berantakan, dan kendur, dan
sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang
bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, dan ada
peristiwa yang bisa membuatku begitu, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak
seperti cerita Aladdin and Jasmine yang menyatukan cinta di atas semua
perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan
Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Aku hanya Icha dan kamu hanya
Aip yang saling mencintai. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku?
Bukan sekedar kata2 dan bualan dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar
takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin
kamu main cityville atau duduk di belakang kamu ngeliat kamu main PS. Engga
lagi nonton kamu futsal atau narikin rambut kamu kalau kamu lagi pusing. Aku
juga ngga akan lagi datang bawa brownis Amanda kesukaan kamu atau duduk bersama
makan oseng kangkung. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu
nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi satu file di
kardus tempat buku2 bekas kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu
akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi
dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah
aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kardus hatimu, jangan!
Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal.
Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan
sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, mengapa aku begitu
khawatir. Mengapa aku begitu takut ketika suatu hari nanti aku akan pergi untuk
menuntut ilmu di kota yang sangat jauh. Kota yang tidak pernah aku kenal, kota
yang tidak aku tahu juga masyarakatnya. Tolong! Aku akan sangat minta tolong!
Tolong jangan khianati aku. Tolong jaga hati kamu hanya untuk aku. Seperti aku
akan menjaga hati kamu. Aku akan selalu menjaga hati kamu. Selalu. Tolong pegang
janji aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak
ketika aku sudah pergi jauh nanti, ketika kamu hendak berpaling dan melihat
wanita yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah
sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu
menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu ca”, karena sesungguhnya akupun
ngga bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah itu hanya jarak. Bukankah
walaupun kita berjauhan kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan
kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan
niatan untuk berpaling dan melihat wanita lain di saat aku sudah jauh.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak
bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga wanita itu
jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak
membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu
akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih
menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak
akan pernah mengehentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan wanita yang
mungkin lebih baik dari aku. Bilanglah padaku dan aku akan merelakan kamu dan
juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang
sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 720 hari!
Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan
meriah di hari jadi kita yang ke dua tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup
uang untuk membuat perayaan atau sekedar mengirimu bolu seperti tahun lalu. Aku
juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, kamu bukan laki-laki
romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku hanya suka cokelat pemberian
kamu yang sengaja kamu curi dari pisin saat kamu jadi weeding organizer. Kamu
tau, cokelat yang kamu bawa waktu itu enak.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan
berharap tahun depan masih bisa bertemu lagi dengan kamu. Aku tidak akan bilang
kalau “tahun depan bertemu lagi dengan aku ya di tanggal 11 april 2012”. Itu
akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku
mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu
tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai
kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan bertemu aku di tahun depan.
Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata
begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita bertemu di tahun depan. Aku
tidak akan mengucapkanya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan
aku
mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat
kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di
saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ayah dari istri yang sangat
mencintaimu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak
sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit
dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan
sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat
usiaku dua hari lagi menjadi delapan belas dan kau dua puluh. Saat kelak
kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara
tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya,
bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku
dengan jelas. Inilah surat yang aku tulis untuk 720 hari kita. Ingatlah nama
aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul
yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku menyebut namamu dan mengakui bahwa aku
jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat
ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan
terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin
aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab
pertanyaanku: apakah kau masih ingat namaku? Apa kau ingat aku pernah sangat
mencintaimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar