Someday you're gonna realizeOne day you'll see this through my eyesBy then I won't even be thereI'll be happy somewhere even if I cared
I know you don't really see my worthYou think you're the last guy on earthWell I've got news for youI know that I'm not that strongBut it won't take long, won't take long
Cause, someday someone's gonna love meThe way I wanted you to need meSomeday someone's gonna take your placeOne day I'll forget about youYou'll see I won't even miss youSomeday, someday
Right now I know you can't tellI'm down and I'm not doing wellBut one day these tears, they will all run dryI won't have to cry sweet goodbye
Cause, someday someone's gonna love meThe way I wanted you to need meSomeday someone's gonna take your placeOh, one day I'll forget about youYou'll see I won't even miss youSomeday, I know someone's gonna be there
Someday someone's gonna love meThe way I wanted you to need meSomeday someone's gonna take your placeOne day I'll forget about youYou'll see I won't even miss youSomeday, someday
Senin, 14 Juli 2014
kepada kamu..
Kepada kamu calon pendamping hidupku, selamat hari jadi yang ke 3
tahun ya. 3 tahun itu berarti 36 bulan, berarti juga 144 minggu, berarti juga
1095 hari, berarti juga 65700 jam. Bahagia? Bangetlah! Kata terimakasih bukan
hal yang paling tepat lagi untuk mengisyaratkan sayang ini ke kamu. Terimakasih
itu engga bisa ngeganti segalanya. Kalau ada kata yang lebih tinggi dari kata terimakasih itulah yang akan aku ucapkan
untukmu hari ini sayang.
Kepada kamu calon pendamping hidupku, menemukanmu adalah cita-citaku.
Mencarimu adalah tujuan hidupku. Entah dari kapan aku mencari kamu. Entah dari
kapan aku memikirkan kamu. Entah dari kapan aku sadar kalau kamu adalah orang
paling sempurna yang pernah aku tahu, dan entah dari kapan aku ingin kamu yang
jadi pendamping hidupku.
Kepada kamu calon pendamping hidupku, maaf banyak hal yang telah
merusak pikiranmu di bulan-bulan
terakhir ini. Maaf banyak hal yang secara eksplisit mungkin kamu anggap engga
masuk akal. Sesungguhnya, aku engga lebih dari manusia lainnya. Aku bisa juga
menangis sejadi-jadi-nya atau tertawa sekeras-keras-nya atau mengamuk
semarah-marah-nya atau ngedumel se-bt-bt-nya, aku bahkan bisa lakukan semua itu
secara bersamaan. Aku bahkan sudah terbiasa untuk tertawa karena marah padamu
padahal aku menangis karena marah melihat sikapmu.
Kepada kamu calon pendamping hidupku, hadiah ini mungkin engga lebih
dari hal yang mungkin teranggap biasa menurutmu. Tapi ini untukmu, untuk calon
pendamping hidupku agar aku terus percaya bahwa benar kaulah orang yang aku
cari. Aku mencintaimu jadi gunakan ini agar kamu tahu betapa Allah juga
mencintaimu J
Kepada kamu calon pendamping hidupku, terimakasih yang paling tinggi
karena telah bersamaku sampai usiaku hampir genap 19 tahun. Semoga Allah selalu
mengijinkan aku mencintaimu. LOVE!
SOMADDDD
I
LOVE YOU SO-MAD
SUER! Somad bukan cowok yang masuk itungan. Di kelas 2 IPS 3 nyaris
nggak dianggap. Orangnya lugu. Potongan rambutnya seadanya. Jangan-jangan dia
motong rambut sendiri lagi? Pokoknya out of date banget, deh!
Tapi anehnya kok ya aku nggak bisa menghilangkan bayangan Somad
begitu aja. Aneh bin ajaib. Apa dia punya ilmu pelet sehingga aku jadi sering
merhatiin dia?
Eh, tapinya terus terang aku merhatiin cowok lugu itu diam-diam,
karena kalo sampai ketahuan wah, bisa gempar sekolah ini! Bahkan seluruh
sekolah di selatan Jakarta ini.
Bayangin aja, aku kan pernah jadi finalis cogirl, terus pernah
ikutan syuting sinetron, ya meskipun perannya nggak banyak tapi wajahku bisa
dijadikan patokan kalo aku ini lumayan kece…! Hehehe.
Tapi suer, makanya jangan heran kalo banyak anak cowok berkelas di
sekolah ini yang ngejar-ngejar aku. Tapi ya itu tadi, kenapa aku malah
sering-sering merhatiin Somad, seeh? Aneh!
***
Orang nggak percaya kali ya kalo aku nggak pengin pacaran dulu! Aku
bahkan berani bersumpah nggak bakal pacaran selagi SMA! Makanya aku sama
sohibku, yang namanya Ririn, jadi klop banget.
Tapi… ya itu tadi, sumpah anak ABG, boleh dibilang cuma jadi
sumpah-sumpahan aja. Begitu juga dengan Ririn. Waktu kelas satu, menjelang
naik-naikan kelas dua, ada anak cowok kelas tiga yang emang udah kesohor di
sekolahan, namanya Jacko. Aslinya sih Joko Sutanto, tapi lama kelamaan berubah
menjadi Jacko!
Si Jacko ini kalo dibandingin sama Somad kaya siang dan malam. Yang
jelas Jacko ini anak orang kaya, ke sekolah boil-nya gonta-ganti. Emang, sih,
kendaraan itu semua punya bokap-nya tapi paling nggak kan nanti-nantinya bakal
nurun juga ke dia. Yang jelas semua cewek bertekuk lutut, deh!
Termasuk diriku yang sebelumnya pernah bersumpah nggak mau pacaran.
Bahkan aku ama Ririn sepakat nggak bakalan kecantol ama si Jacko yang udah
ketahuan sering jalan ama cewek-cewek, baik dari sekolah ini maupun dari
sekolah lain!
Awalnya memang Ririn duluan yang luluh, ketika dia didekati Jacko
dan katanya Jacko suka ama dia dan ujung-ujungnya Ririn pun nggak berkutik. Aku
juga kaget.
“Jadi lo jadian ama dia?”
Ririn ngangguk. Waduh.
“Kok bisa?”
“Enggak tau, aku sebetulnya udah nolak, tapi dia mendesak terus dan
akhirnya aku juga nggak bisa apa-apa…”
Ya, amplop!
Lama kelamaan aku juga suka merhatiin Jacko yang kalo dilihatin
emang cakep, ibunya Jawa dan bokap-nya turunan Portugis. Jadi, biar Jawa tapi
rada bule-bule gitu.
Eh, ini dia yang bikin runyem, karena tiba-tiba Jacko juga bilang
suka sama aku.
“Eh, bukannya kamu sudah jadian sama Ririn?” tanyaku heran, tapi
senang.
“Kayanya kami nggak cocok,” jawab Jacko, pendek.
“Tapi nggak bisa, aku nggak mau pacaran dulu…”
“Lho, kita nggak pacaran, cuma bersahabat aja kok. Kalo aku mau
curhat ada yang mau dengerin, kalo aku mau jalan ada yang nemenin. Itu aja
kok.”
“Eh, ya kalo begitu….”
Dan ternyata mereka bukannya nggak cocok lagi, tapi Jacko telah
berhasil menduakan kami! Benar-benar brengsek! Bayangin aja, aku dan Ririn
dijadiin ceweknya sekaligus!
Tentu saja hubunganku dengan Ririn jadi renggang. Karena entah
kenapa, aku jadi berusaha untuk bisa menguasai Jacko sepenuhnya.
“Aku nggak mau kamu lepas dari diriku…,” kataku. “Dan aku nggak mau
kamu curhat ke orang lain!”
Ternyata begitu juga dengan Ririn yang sudah jatuh cinta banget sama
Jacko.
Hm, ternyata Jacko bagi kita berdua adalah first love, sedangkan
bagi Jacko, nggak taulah…!
Dan malapetaka mulai terjadi ketika Jacko mulai kecantol cewek lain.
Aku dan Ririn mulai jarang dapat perhatian lagi. Bahkan Ririn terkadang suka
nekat melabrak Jacko, tapi itu tidak membuat Jacko kapok. Akibatnya Ririn jadi
gampang frustasi.
Aku juga jadi lunglai.
Yang bikin aku kaget adalah ketika aku dengar Ririn katanya sudah
pernah menginap di hotel barengan Jacko. Astagfirullah!
Dan ujung-ujungnya Ririn mulai mudah termenung. Aku sering
memperhatikannya, dan besoknya aku dapat informasi lagi kalo Ririn sudah mulai
merokok! Ya, Allah!
***
Ririn sohibku yang baik. Aku tahu karakter dia. Kenapa dia bisa
berubah seperti itu?
Aku berusaha gentle. Aku mendatangi Ririn yang sebelumnya sudah
menutup buku denganku. Karena aku sudah mendengar berita Ririn sering bolos,
aku dekati Ririn untuk memulai hari baru dan melupakan masa lalu bersama cowok
brengsek itu.
Ririn membuka tangannya.”nanti gue tunggu di kantin.”
Aku kaget melihat Ririn menantiku sambil menghisap batang sigaret.
“Elo sekarang merokok, Rin?” tanyaku, terperangah.
Ririn tersenyum.
Seseorang membisikkanku di telinga, katanya Ririn juga sudah mulai
mengonsumsi obat-obatan terlarang.
“Kenapa sih lo?” tanyaku betul-betul kaget.
“Gue kecewa?” kata Ririn sambil mengebulkan asap rokok dari
mulutnya. “Dia ngebohongin gue!”
“Tapi kan dia ngebohongin gua juga? Bahkan mungkin telah menipu
beberapa cewek lain!”
“Iya, gua tau, maka dari itu sebetulnya gue tuh kecewa bukan cuma
ama dia aja, tapi ama semuanya! Ya, ama diri gue juga, kenapa kok udah tau
cowok kayak begitu masih saja gue terima! Lo tau kan, kita udah sepakat nggak
bakal melirik dia, eh malah kita berdua jadi korbannya! Akibatnya hubungan kita
jadi berantakan, bahkan musuhan segala!”
“Iya, ya. Kenapa kita jadi bego begini?” aku geleng-geleng kepala.
“Terkadang yang sekarang gue pikirin cuma satu, gue pengin mati
aja!”
“Eh, gila lo ye. Jangan gitu, dong! Lo harus tegar!”
“Gue malu. Maluuu banget! Gue pengin pindah sekolah, tapi nggak
mungkin. Pasti nyokap gue nggak setuju dan dia bakalan tau kondisi anaknya yang
udah menjadi kacau seperti ini!”
“Tenang Rin, lo harus tenang…!”
Sejak saat itu, kantin pojokan jadi tempat favorit buat kami
berkeluh-kesah, dan gobloknya lagi, kok aku jadi ikut-ikutan merokok juga!
“Bisa buat ngusir stres, nih.”
“Masa, sih?”
“Coba aja.”
Kami mencari tempat paling pojok dan ngerokok di sana. Dan anehnya
tempat itu jadi tempat berkumpulnya orang-orang frustasi. Malahan sebagian anak
menjuluki beberapa anak yang suka berada di tempat itu sebagai korban
Jack-gatte!
Yang jelas, benar kata pepatah yang mengatakan; kalo main api,
kepanasan, kalo main air, kebasahan. Begitu juga kalo kita banyak ngobrol sama
anak-anak nggak benar. Nggak usah nunggu lama, deh, yang namanya rokok, ganja,
obat-obatan, shabu, putau, dan lainnya jadi nggak asing lagi. Begitu juga
dengan kami berdua, yang tadinya cuma dengar-dengar aja, nggak tahu kenapa jadi
enteng aja untuk mencoba itu semua!
Tiap pulang sekolah, kami berdua janjian untuk menikmati obat-obatan
terlarang. Rumah Ririn sering kosong. Nyokap-nya yang single parent itu banyak
bisnisnya.
“Eh, bener, stres jadi ilang!” kataku.
“Bukan cuma stres yang ilang, pikiran kita juga bisa ilang!” saut
Ririn sambil nyengir.
Kami berdua memang sudah bisa melupakan Jacko yang handsome dan
selalu ‘tepe’ (tebar pesona) itu. Tapi kok sekarang jadi nggak bisa ngelupain
obat-obatan? Hampir tiap hari pasti ada aja yang nawarin ke kami.
“Mau nggak lo? Gratis, nih! Yang penting lo hepi gue hepi!”
Sampai kemudian Ririn sakit dan dibawa ke dokter oleh mamahnya. Dan
mamanya marah banget begitu tau kalo anaknya jadi pecandu. Bahkan mamanya akan
memindahkan Ririn ke sekolah lain dan mencap sekolah itu menjadi sekolah buruk!
Padahal sekolahan sih tetap baik, tapi anaknya aja yang lagi nggak
benar. Dan lebih buruk lagi, adalah ketika Mama Ririn menuduhku sebagai biang
keladi dari perubahan karakter Ririn! Aku kaget sekali, dan kaget lagi ketika
Mama Ririn juga mengancam akan lapor pada polisi.
“Awas kalo kamu mendekati Ririn lagi!”
Duh, aku menjadi takut. Gimana kalo aku diperiksa, disuruh tes urin,
terus ketahuan aku juga pernah mengonsumsi benda-benda terlarang, dan kemudian
ditangkap di penjara? Hiiih, bulu kudukku berdiri!
Aku langsung bertekad untuk tidak lagi mengonsumsi barang-barang
itu, tapi anehnya susah banget. Biarpun Ririn sudah nggak ada, aku masih saja
dapat jatah dari beberapa anak kelas tiga yang memang suka menawarkan
benda-benda itu di sekolah.
Sampai akhirnya Mama Ririn betul-betul memanggil pihak berwajib
untuk memeriksa teman-teman dekat Ririn, dan aku yang kebetulan membawa satu
sachet obat terlarang, sangat ketakutan.
Keringat dingin langsung keluar. Kebetulan Mama Ririn datang pas jam
istirahat, sehingga aku bisa sembunyi di kamar mandi, lalu mengunci pintunya
dari dalam.
Tadinya aku ingin membuang saja obat-obat itu ke dalam kloset, tapi
aku merasa sayang dan akhirnya aku minum semuanya! Dan apa yang terjadi
sodara-sodara, aku langsung OD (over dosis)! Aku pun terkapar dengan mulut
berbusa di kamar mandi!
***
Pagi itu Somad seperti biasa datang pagi-pagi. Aku kebetulan memang
sudah ada di situ. Dan biarpun dia langsung mengeluarkan buku catatannya dan
menulis-nuliskan sesuatu, aku senang mencuri-curi pandang kepadanya, yach
meskipun dia juga nggak membalas pandanganku …, aku sih cuek aja.
Jujur aja, kalo dilirik orang sih aku sering, tapi melirik orang
jarang-jarang lho. Seperti sudah aku bilang, kepada Somad kok jadi lain? Tapi
aku tetap nggak berani bilang ke siapa-siapa kalo aku sekarang mulai senang
melempar lirikan ke Somad.
Ya, akhirnya aku memang suka sama Somad. Dia seperti batu karang di
tengah lautan yang tidak terpengaruh oleh ombak besar. Dia tetap sama menjadi
out of date diantara kemoderenan yang hadir menggelora di tengah-tengah
sekolahku.
Dia tetap saja suka ke musala, mengerjakan salat, atau kemudian
bikin acara-acara keagamaan meski seringkali diejek dan tidak diminati sama
sekali. The Somad must go on!
Pernah dia bikin acara di tengah lapangan basket, tapi kelihatan
yang sibuk cuma panitianya aja, yang datang juga mereka-mereka aja, tapi aku
lihat Somad tetap semangat!
Beda waktu Jacko bikin acara musik, wah, satu lapangan penuh! Satu
sekolahan ikut membantu! Dan anehnya Somad waktu itu, nggak terpengaruh, tuh!
Dia terus saja ke musala! Diam-diam aku salut padanya.
Dan rasanya sikap seperti itu harus aku tiru biar aku juga punya
ketegaran yang kuat!
Ada keinganku untuk bergaul dengan Somad, tapi anehnya kok ya nggak
berani. Aku ingin bergaul dengan komunitasnya, tapi kok merasa malu? Apalagi
sekarang, udah jelas nggak bisa!
Terkadang aku juga memperhatikan Jacko yang masih aja nggak berubah.
Dia punya gank yang terdiri dari cowok dan cewek keren. Aku, meskipun pernah
jadi pacarnya, nggak pernah disapanya lagi.
Aku dianggapnya sebagai lalat yang pernah hinggap di pundaknya yang
dengan mudahnya ia usir begitu saja. Luar biasanya, kenapa bisa ada manusia
seperti itu? Dan bodohnya lagi, kenapa aku juga mau menjadi seekor ‘lalat’?
Kini aku hanya bisa sendiri memperhatikan itu semua. Ririn sudah
tidak ada lagi. Entah sekolah di mana dia sekarang. Tapi aku berharap dia sudah
berubah, menjadi Ririn yang dulu lagi.
ALHAMDULILLAH.
Bel pulang berdentang. Anak-anak pun pulang.
Aku lihat Somad juga siap berkemas. Aku memperhatikannya sampai dia
keluar pintu kelas.
Sekolah mulai sepi. Aku tetap sendiri di sini. Aku tidak bisa ke
mana-mana, entahlah kenapa tempat itu menjadi melekat olehku. Aku dengar dia
ingin mengumpulkan siswa yang sering ke musala untuk menyumbangkan sebuah doa …
entah untuk siapa?
Tapi katanya untukku? Masa, sih? Mereka mau berdoa untukku? Oh, luar
biasa, aku jadi semakin sayang sekali pada Somad. Sungguh, I Love You Somad, I
Love You Su Much!
Aku janji, seandainya saja mereka mengetahui bahwa aku mulai sering
memperhatikan Somad, aku tidak akan malu lagi, dan aku berharap bisa bergaul
sama sahabat-sahabatnya, tapi sayang kini aku sudah…ah, aku tak kuasa …
menceritakan ini semua pada kalian…
Yang teringat olehku hanyalah ketika terkapar di kamar mandi itu,
aku melihat samar-samar pintu dibuka paksa, dan aku lihat Somad masuk,
sementara aku melihat yang lain berteriak, berlari dan menjauh, sementara Somad
berusaha menggotongku ke ruang UKS.
Somad berusaha menyadarkanku, tapi rupanya obat yang aku telan
terlalu banyak dan akhirnya …. Oh, entahlah apa yang akan terjadi selanjutnya
pada diriku di alam kehidupan lain yang hingga kini masih gamang aku jalani….
Oh, Tuhan bisakah dosaku Kau maafkan?
kekasih hatiku yang baik hati
Kekasih hatiku yang baik hati, tak terasa sudah 720 hari
aku jalanin waktu cuman sama kamu. Selama 720 hari hanya kamu yang membuat
warna pink di hati aku. Membuat semuanya menjadi lebih mudah dari apa yang
pernah aku tahu susah sebelumnya. Seorang kekasih, yang merangkap seorang teman;
teman berbisnis, teman bermain, teman beradu pendapat, teman bertukar
pikiran, teman pelampiasan, teman mengadu, seorang kakak yang baik, seorang
psikolog yang pandai memberi masukan atas semua masalah aku, atau manusia jahat yang bisa bikin aku menangis semalaman.
Kamu bisa jadi semua itu, aku suka semua yang ada di diri kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku bukan yang
pertama untuk kamu. Aku mungkin yang ke 20 atau mungkin yang ke 30 yang pernah
menyandang status sebagai pacar kamu. Aku juga bukan wanita pertama yang pernah
mencium dan mengucapkan kata I love you saat kamu akan tidur. tapi aku akan
tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau
lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin icha
Banjarmasin bilang, “abang aku mau kenalan sama kamu”. Rasanya baru kemarin
juga aku mereject nomor kamu karena aku nggak tau siapa kamu. Rasanya baru
kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Dan aku
masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin ketika lampu teras di matikan
ibu dan aku pergi naik motor kamu yang berisik itu hanya dengan uang seribu di
kantong aku. Rasanya baru kemarin juga aku bahagia karena kamu bilang cinta
sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 720 hari
setelah ban motor kamu 2 kali pecah sehabis kamu minta aku jadi pacar kamu.
Setelah aku tau bagaimana itu pantai kejawanan yang ternyata bau dan gersang
sekali. Setelah aku sering menangis, setelah aku sering tertawa, Setelah kata
pisah yang sering aku ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku
sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu
jengkel atau badmood seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini
akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan
aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah
dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu,
dan setiap hari aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin
rambutmu bertambah panjang sekian milimeter, mungkin jerawatmu pecah, mungkin
matamu memerah, mungkin alismu terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya,
mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang
kesal, mungkin kau begitu ganteng dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada
perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta
padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat
aku jadi jelek dan bau, dan miskin, dan berantakan, dan kendur, dan
sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang
bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, dan ada
peristiwa yang bisa membuatku begitu, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak
seperti cerita Aladdin and Jasmine yang menyatukan cinta di atas semua
perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan
Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Aku hanya Icha dan kamu hanya
Aip yang saling mencintai. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku?
Bukan sekedar kata2 dan bualan dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar
takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin
kamu main cityville atau duduk di belakang kamu ngeliat kamu main PS. Engga
lagi nonton kamu futsal atau narikin rambut kamu kalau kamu lagi pusing. Aku
juga ngga akan lagi datang bawa brownis Amanda kesukaan kamu atau duduk bersama
makan oseng kangkung. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu
nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi satu file di
kardus tempat buku2 bekas kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu
akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi
dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah
aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kardus hatimu, jangan!
Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal.
Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan
sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, mengapa aku begitu
khawatir. Mengapa aku begitu takut ketika suatu hari nanti aku akan pergi untuk
menuntut ilmu di kota yang sangat jauh. Kota yang tidak pernah aku kenal, kota
yang tidak aku tahu juga masyarakatnya. Tolong! Aku akan sangat minta tolong!
Tolong jangan khianati aku. Tolong jaga hati kamu hanya untuk aku. Seperti aku
akan menjaga hati kamu. Aku akan selalu menjaga hati kamu. Selalu. Tolong pegang
janji aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak
ketika aku sudah pergi jauh nanti, ketika kamu hendak berpaling dan melihat
wanita yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah
sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu
menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu ca”, karena sesungguhnya akupun
ngga bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah itu hanya jarak. Bukankah
walaupun kita berjauhan kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan
kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan
niatan untuk berpaling dan melihat wanita lain di saat aku sudah jauh.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak
bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga wanita itu
jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak
membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu
akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih
menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak
akan pernah mengehentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan wanita yang
mungkin lebih baik dari aku. Bilanglah padaku dan aku akan merelakan kamu dan
juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang
sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 720 hari!
Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan
meriah di hari jadi kita yang ke dua tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup
uang untuk membuat perayaan atau sekedar mengirimu bolu seperti tahun lalu. Aku
juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, kamu bukan laki-laki
romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku hanya suka cokelat pemberian
kamu yang sengaja kamu curi dari pisin saat kamu jadi weeding organizer. Kamu
tau, cokelat yang kamu bawa waktu itu enak.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan
berharap tahun depan masih bisa bertemu lagi dengan kamu. Aku tidak akan bilang
kalau “tahun depan bertemu lagi dengan aku ya di tanggal 11 april 2012”. Itu
akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku
mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu
tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai
kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan bertemu aku di tahun depan.
Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata
begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita bertemu di tahun depan. Aku
tidak akan mengucapkanya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan
aku
mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat
kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di
saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ayah dari istri yang sangat
mencintaimu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak
sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit
dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan
sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat
usiaku dua hari lagi menjadi delapan belas dan kau dua puluh. Saat kelak
kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara
tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya,
bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku
dengan jelas. Inilah surat yang aku tulis untuk 720 hari kita. Ingatlah nama
aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul
yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku menyebut namamu dan mengakui bahwa aku
jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat
ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan
terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin
aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab
pertanyaanku: apakah kau masih ingat namaku? Apa kau ingat aku pernah sangat
mencintaimu?
Rabu, 20 Februari 2013
will you marry me?
Dulu waktu kecil setiap diajak ibu dateng ke resepsi senengnya bukan mainnnn. sekarang, waktu umur gue udah hampir 20 tahun, kayanya ini masa-masanya gue lagi seneng2 nya ngeliat resepsi-resepsi pernikahan, mulai dari baju, cake, dekorasi, sampe cinderamata X_X padahal yaaa gue bakal nikah coming soon banget! Tapi ini dia nih beberapa gaun pengantin yang menurut gue aaaah aaaah nikahin aku mas nikahin akuuuu
Tuhhh itu seneng banget gue ngeliatnya. Cantik gak ya kalau gue di gituin hihihi
sumber : Google
Tuhhh itu seneng banget gue ngeliatnya. Cantik gak ya kalau gue di gituin hihihi
sumber : Google
Kamis, 16 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)